Follow Us:

RSS

Wellcome to Our Website

We are working on our website design. We are sure this new website will completely blow your mind! Subscribe by entering your e-mail below to stay updated on our progress.

Launching
comeback
launchpad

Sabtu, 15 Agustus 2009

Orang Kedelapan

Suatu pagi seorang wanita menelpon saya. Nadanya gembira. Ia bilang bahwa baru saja ia temukan segepok surat undian berhadiah. Hadiahnya tak tanggung-tanggung  ; sebuah Mobil Jazz tanpa bayar ! Wanita pedagang kelontong kecil ini pun surprise ...
Lantas saya  tanya, "lalu kenapa sampeyan mesti telpon saya ?"
"Cuma sekedar cari tahu, bener gak ada undian lewat makanan snack ini, "kata dia.


Saya pun  maklum, dia kira saya selalu mengerti soal ini-itu karena dia pikir saya sering ngenet. Apalagi beberapa waktu sebelumnya saya  juga sempat cerita dengannya kalau seorang sahabat saya beruntung dapat mobil dari undian sebuah produk sepatu di Jakarta.

"Oke ntar tak cek dulu ke internet. Kali aja ada info soal undian ini, "kata saya.
Sekitar setengah jam saya browsing cari tahu soal undian dari produk makanan ringan ini ternyata benar. Undian berhadiah mobil memang ada ! Tapi sayang waktunya udah lewat. Hadiah utama sudah diundi bulan Oktober tahun lalu. Tidak itu saja ternyata di halaman muka situs produk makanan ini juga memberi flash news soal penipuan berkedok undian serupa yang sudah ditangani polisi di Tangerang.

Lalu saya catat nomor layanan konsumen produsen ini untuk konfirmasi. Sejurus kemudian saya telpon ke wanita tetangga saya bahwa undian yang ia dapat sudah kadaluwarsa, atau malah aksi penipuan. Sembari memberi nomor customer service saya mewanti-wanti agar dia berhati-hati.

*****
Ternyata godaan untuk menjadi orang kaya baru sering hinggap dihadapan kaum kecil. Dan godaan ini terasa kian menguat manakala himpitan ekonomi nyaris tak kunjung berubah ke arah yang lebih baik.  Harapan bahwa perjalanan hidup akan berbalik arah hanya karena nomor undian kerap menyelinap di rongga kepala.... dan memakan korbannya.

*****

Dua-tiga hari berikutnya istri saya meminta untuk segera dipasangkan kompor gas kado dari seorang sahabat saat kami menikah dulu. Memang setelah sekian tahun menikah dan anak kami kini sudah duduk di bangku Taman Kanak-kanak, kompor gas itu tak kunjung saya gunakan. Tapi lagi-lagi karena makin gencarnya program konversi minyak tanah, mau gak mau saya pun akhirnya melirik tabung warna hijau spot itu untuk menghiasi dapur kecil saya di rumah.

Singkatnya, seorang sahabat saya mintai tolong untuk memasangkan selang gas. Pekerjaan ini sebenarnya gampang hanya saja saya juga pengin ketemu sama sahabat lama si tukang servis ini. Usai memasang selang, teman saya pun bercerita kesana-kemari, soal anak, soal teman, soal kerja dan sebagainya.

Lalu tiba- tiba ia cerita pula soal kepergiannya ke Jakarta beberapa waktu lalu.
"Kamu tahu ndak ngapain saya kemarin ke Jakarta, " tanya teman saya serius.
"Nggak. Ada apa emang ?" saya balik tanya.

Lantas ia jawab sendiri pertanyaan. Ia katakan bahwa kepergiannya ke Jakarta sesungguhnya mengantarkan seorang kawannya yang penasaran soal undian dari sekaleng cat yang dia beli. Kata teman saya ini, seorang temannya pas beli cat tembok ternyata didalam kaleng ada sekantong surat yang menyatakan si penerima menang undian dan dapat hadiah sebuah mobil !

Akhir cerita, sang kawan ini meluncur ke Jakarta ke alamat yang tertera, di Jalan Fatmawati. Kawan saya  mau saja berangkat karena si temannya mengaku sudah konfirmasi dengan pemberi hadiah. Apalagi si teman juga memberinya ongkos plus duit untuk membawa pulang mobil idaman.
"Aku kemarin  ke Jakarta  bawa duit lima juta buat ngurusin hadiah itu, "kata kawan saya berkisah.
"Lalu hasilnya?, "tanya saya.
Sembari cerita dia pun tertawa lebar. Menurut teman saya ini, dia merasa edan saat mengurusi undian itu. Bagaimana tidak, uang yang dia bawa ternyata hasil utangan. Terus pas di Jakarta, untuk mencari alamat yang dituju ternyata tidak gampang. Bahkan  ketika nomor rumah ditemukan  yang ada justru cuma sebuah gudang. Apesnya lagi, di sebelah gudang itu ada sebuah toko bangunan dan pemiliknya bilang bahwa ia  adalah orang kedelapan yang mendatangi tokonya.
"Anda orang kedelapan yang datang kesini, "kata teman saya menirukan omongan pemilik toko di Fatmawati itu.
"Orang kedelapan ? Apaan tuh? , "tanya saya.
"Ya orang kedelapan yang ketipu !, "jelas teman saya nyengir.
"Si pemilik toko bilang beberapa orang sudah mampir ketempatnya dengan alasan yang sama, dapet undian, "lanjut teman saya.
"Kemarin ada yang datang dari Madiun, Pekalongan dan juga Sumatera pak. Bahkan yang dari Sumatera sudah transfer lima belas juta".

Akhirnya saking jengkel bercampur lucu, teman saya baru sadar ternyata nomor telepon yang tertera di surat undian adalah nomor pribadi.
Orang kedelapan....






Cari Blog Ini

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Budaya Jombang apa yang layak dibikin kaos?

Labels

Laporkan Penyalahgunaan

Popular Posts

 

djombang

Popular Posts